Lonjakan harga sejumlah saham yang signifikan sering kali terasa “mahal” bagi investor ritel, sehingga membuat banyak investor pemula ragu untuk berinvestasi. Untuk mengatasi hal tersebut, banyak emiten menggunakan mekanisme stock split sebagai strategi agar harga per lembar saham lebih terjangkau tanpa mengubah nilai perusahaan.
Lantas, apa itu stock split dan apa dampaknya bagi investor? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini!
Definisi Stock Split
Stock split adalah aksi korporasi di mana perusahaan membagi satu saham menjadi beberapa saham baru. Tujuan utamanya adalah membuat harga per lembar saham lebih terjangkau tanpa mengubah nilai perusahaan secara keseluruhan.
Saat aksi ini dilakukan, harga per lembar saham akan turun, sementara jumlah saham yang dimiliki investor bertambah. Meski begitu, nilai total investasinya tetap sama dan tidak berubah.
Cara Kerja atau Mekanisme Stock Split
Perusahaan umumnya menggunakan rasio seperti 2:1, 1:5, atau 1:10 untuk menentukan jumlah saham baru yang akan diterbitkan. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap satu saham lama akan dipecah menjadi beberapa saham baru.
Contohnya, jika memiliki 1 saham dengan harga Rp10.000, kemudian perusahaan melakukan stock split 1:5, maka perhitungannya menjadi:
- Jumlah saham baru → 1 × 5 = 5 lembar
- Harga per saham baru → Rp10.000 ÷ 5 = Rp2.000
Total nilainya tetap Rp10.000, hanya jumlah saham lebih banyak dan harga per lembarnya lebih murah. Saham hasil split ini akan masuk otomatis ke portofolio investor, jadi investor tidak perlu melakukan tindakan tambahan apa pun.
Tujuan Stock Split
Penting bagi investor pemula untuk mengetahui mengapa perusahaan melakukan split saham. Berikut beberapa tujuan utamanya:
1. Membuat Harga Saham Lebih Terjangkau
Salah satu alasan terbesar adalah untuk menurunkan harga per lembar saham agar lebih ramah bagi investor ritel. Dengan harga yang lebih rendah, saham terasa “masuk akal” untuk dibeli, sehingga lebih banyak investor berpeluang untuk masuk.
2. Meningkatkan Likuiditas Perdagangan
Saham stock split yang lebih murah membuat transaksi di pasar meningkat. Semakin banyak investor yang membeli dan menjual saham, semakin tinggi pula likuiditasnya, sehingga harga lebih stabil dan memudahkan investor keluar atau masuk posisi.
3. Memperluas Basis Investor
Perusahaan dapat menarik investor baru yang sebelumnya enggan membeli karena harga terlalu tinggi. Dengan semakin banyaknya pembeli potensial, saham menjadi lebih populer dan memiliki daya tarik yang lebih besar di pasar.
Dampak Stock Split bagi Investor
Secara umum, ada beberapa dampak pemecahan saham terhadap portofolio dan proses investasi. Berikut penjelasannya:
1. Jumlah Saham Bertambah, Nilai Tetap Sama
Saat split terjadi, jumlah saham yang Anda miliki akan bertambah sesuai rasio, tetapi nilai total kepemilikan tidak berubah. Ibarat seperti memotong satu kue menjadi lebih banyak potongan, jumlah potongan lebih banyak, tetapi ukuran kuenya tetap sama.
2. Harga Saham Menjadi Lebih Murah
Karena harganya turun, saham hasil split terlihat lebih terjangkau bagi investor baru, terutama investor ritel. Banyak orang cenderung lebih nyaman membeli saham yang harganya tidak terlalu tinggi, sehingga aksesibilitas meningkat.
3. Tidak Mengubah Fundamental Perusahaan
Perlu digarisbawahi, split saham tidak berdampak pada kinerja atau fundamental perusahaan. Keuntungan, pendapatan, prospek bisnis, hingga manajemen tetap sama seperti sebelumnya.
Mulai Langkah Investasi dengan Lebih Percaya Diri
Stock split membuat saham lebih mudah dijangkau dan lebih likuid tanpa mengubah nilai perusahaan. Namun, keputusan investasi tetap harus berfokus pada fundamental, bukan hanya harga yang tampak lebih murah.
Jika Anda ingin berinvestasi dengan langkah yang tepat, sekarang waktu terbaik untuk bergerak. Buka akun investasi di Growin’ by Mandiri Sekuritas, pelajari produk-produk keuangan, lalu mulai bangun portofolio yang sehat dari sekarang. Ayo mulai perjalanan investasi Anda hari ini!
