Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi luas untuk menjadi pusat pertumbuhan keuangan berbasis syariah. Investasi syariah di Indonesia mulai berkembang sejak hadirnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991. Kemudian, pada tahun 1997, produk Reksa Dana Syariah pertama kali diluncurkan ke publik. Seiring waktu, perkembangan semakin pesat dengan terbentuknya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2011 serta hadirnya berbagai instrumen investasi syariah lainnya, seperti Sukuk (obligasi syariah) dan ETF Syariah.
Bagi masyarakat Muslim, investasi syariah bukan sekadar pilihan finansial, tetapi juga bentuk kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariat Islam. Investasi ini lebih memastikan keberkahan dengan menghindari riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). Selain itu, investasi syariah menawarkan transparansi, keadilan dalam pembagian keuntungan dan risiko, serta kesadaran etis dengan menghindari sektor bisnis yang haram atau merugikan, seperti alkohol, perjudian, dan industri yang merusak lingkungan.
Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar ISSI Melampaui IHSG
Di pasar modal, kapitalisasi pasar saham syariah yang tercatat dalam ISSI mencapai Rp6,8 triliun pada tahun 2024, meningkat 11,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini bahkan melampaui peningkatan kapitalisasi pasar IHSG sebesar 5,0% di tahun yang sama. Peningkatan ISSI didorong oleh bertambahnya jumlah saham syariah sebesar 7,9% menjadi 679 saham, serta pertumbuhan jumlah investor syariah sebesar 21%, mencapai 167.552.*
Disamping ISSI, Indonesia juga memiliki 4 indeks saham syariah lainnya, yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII) yang terdiri dari 30 saham syariah yang berkapitalisasi besar dan likuiditas tinggi, JII 70 yang terdiri dari 70 saham syariah yang berkapitalisasi besar dan likuiditas tinggi, IDX Sharia Growth yang mengukur kinerja harga dari 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik dan IDX – MES BUMN 17 yang terdiri dari 17 saham syariah milik BUMN dan afiliasinya dengan fundamental yang baik.
Investasi Penuh Berkah Bersama Growin’ Syariah
Menyadari potensi pertumbuhan pasar modal dan keuangan syariah serta kapitalisasi pasar yang terus bertumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global, Mandiri Sekuritas menawarkan investasi syariah melalui berbagai digital platform-nya. Setelah sebelumnya melalui MOST (Mandiri Online Securities Trading) Syariah, pada November 2024 Mandiri Sekuritas meluncurkan platform digital Growin’ Syariah yang membuat investasi berbasis syariat Islam ini menjadi pilihan yang semakin menarik. Platform inovatif Growin’ Syariah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dengan lebih tenang dan berkah, karena seluruh sistemnya dirancang selaras dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Sistem Growin’ Syariah akan secara otomatis menolak investasi yang tidak memenuhi kaidah-kaidah dalam syariat Islam.
Growin’ Syariah juga dapat digunakan oleh investor non-Muslim yang tertarik berinvestasi dengan lebih tenang dan berkah. Growin’ Syariah dapat dengan mudah diakses melalui situs growin.id atau aplikasi Growin’ di AppStore dan PlayStore. Growin’ Syariah menawarkan ekosistem investasi pasar modal syariah secara menyeluruh, mulai dari pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) Syariah di Bank Syariah Indonesia (BSI), berbagai pilihan instrumen syariah seperti saham, reksa dana, dan sukuk, hingga setiap transaksi saham di Growin’ Syariah dipastikan dilakukan secara tunai (cash basis transaction), sehingga pembelian produk hanya menggunakan dana yang tersedia di RDN, sesuai dengan prinsip pasar modal syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 80 Tahun 2011.
Ingin berinvestasi serba syariah dengan aman, nyaman, dan penuh berkah? Langsung ke growin.id atau download aplikasi Growin’ di AppStore atau PlayStore. Nasabah MOST Syariah juga bisa langsung pakai Growin’ Syariah dengan username dan password yang sama. Selamat mencoba!