Perusahaan yang ingin go public (Initial Public Offering/IPO) atau melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sering kali menyusun equity story. Namun, mengapa equity story penting dalam proses IPO dan mengapa perusahaan harus melalukannya?
Sederhananya, equity story adalah cerita atau narasi strategis yang bertujuan untuk meyakinkan investor mengapa perusahaan layak dijadikan instrumen investasi atau investment-worth company. Equity story bercerita tentang potensi nilai (value propositions) yang dimiliki perusahaan, prospek bisnis, kinerja keuangan, strategi pertumbuhan jangka panjang, hingga keunggulan kompetitifnya.
Equity story memainkan peran penting sebagai narasi utama dalam keberhasilan sebuah Initial Public Offering (IPO). Dokumen ini berfungsi sebagai rangkuman bahan pertimbangan bagi para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi pada saham perusahaan terkait. Calon investor akan mempertimbangkan berbagai aspek seperti potensi dan prospek investasi, besaran investasi (ticket size), dan durasi investasi atau durasi hold atas saham yang dibeli pada saat IPO.
Daftar Isi
Tujuan Penyusunan Equity Story
Aspek Penting dalam Equity Story
Apa Perbedaan Equity Story untuk Investor Retail dan Investor Institusi?
Tantangan dalam Menyusun Equity Story
Menyusun Equity Story yang Berkelanjutan
Tujuan Penyusunan Equity Story
Penyusunan equity story memiliki tujuan utama membangun daya tarik bagi para investor saat perusahaan IPO dan setelahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, equity story menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan potensi pertumbuhan operasional dan tingkat profitabilitas berkelanjutan. Selain itu, equity story juga memberikan pemahaman mengenai arah pengembangan bisnis perusahaan di masa depan, serta menggambarkan kredibilitas tim manajemen. Melalui penyusunan equity story, perusahaan dapat memberikan justifikasi terhadap valuasi perusahaan, yang diterjemahkan menjadi harga penawaran per lembar saham dalam rangka penawaran umum kepada publik atau IPO.
Aspek Penting dalam Equity Story
Dalam penyusunan equity story, terdapat beberapa aspek utama yang perlu diperhatikan agar narasi perusahaan mampu menarik minat investor sekaligus mencerminkan nilai dan prospek bisnis secara menyeluruh.
1. Profil Perusahaan
Menjelaskan gambaran umum perusahaan, mulai dari model bisnis, visi dan misi, keunggulan operasional, hingga posisi perusahaan dalam industri. Produk atau jasa yang ditawarkan serta bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara efisien dan berkelanjutan juga ikut dijelaskan.
2. Strategi Pertumbuhan dan Keunggulan Kompetitif
Menjabarkan strategi ekspansi, diversifikasi segmen, pengembangan produk baru, serta target pertumbuhan dalam 3–5 tahun ke depan. Menekankan keunggulan kompetitif atau unique selling proposition (USP) perusahaan dibandingkan pesaing lokal maupun global serta hal-hal apa saja yang membuat positioning perusahaan lebih baik dari pesaingnya.
3. Tren Industri dan Peluang Pasar
Menempatkan perusahaan dalam konteks tren dan peluang industri, mencakup pertumbuhan pasar, prospek sektor, faktor makroekonomi dan regulasi, posisi perusahaan dalam value chain, serta ketahanan terhadap risiko pasar dan perkembangan teknologi.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan yang solid dan transparan merupakan hal yang penting di balik narasi karena menunjukan fundamental yang kuat. Data yang diperlihatkan meliputi, pertumbuhan pendapatan dan laba historis, profit margin, efisiensi operasional, neraca keuangan, rasio kinerja utama (ROE, EBITDA margin, dll).
5. Penggunaan Dana IPO
Menjelaskan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum secara jelas dan terukur. Investor perlu memahami bagaimana dana IPO akan dialokasikan secara produktif untuk menciptakan nilai tambah serta meningkatkan kinerja perusahaan pasca-IPO.
6. Kepemimpinan dan Tata Kelola yang Kredibel
Investor perlu tahu siapa key persons di balik perusahaan ini dan apa yang membuat perusahaan ini Istimewa. Memaparkan profil dan rekam jejak manajemen serta direksi, struktur kepemilikan, dukungan pemegang saham, dan penerapan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) yang kuat serta kepatuhan terhadap regulasi.
7. Faktor ESG dan Nilai Jangka Panjang
Investor global kini mulai memperhatikan aspek environmental, social, and governance (ESG). Oleh karena itu, komitmen terhadap keberlanjutan serta Inisiatif sosial dan tanggung jawab lingkungan juga menjadi faktor yang penting yang juga perlu disampaikan.
Apa Perbedaan Equity Story untuk Investor Retail dan Investor Institusi?
Pada intinya, pesan yang disampaikan baik untuk investor retail maupun investor institusi sama saja. Namun, yang membedakan adalah cara penyampaian informasi, isi informasi, fokus pesan, dan kedalaman informasi yang disesuaikan tergantung dari target audience-nya/target investor.
|
Aspek |
Investor Retail |
Investor Institusi |
|
Bahasa |
Bahasa sederhana dan mudah dipahami tidak terlalu teknis, dibalut dengan cerita inspiratif. |
Bahasa teknis dengan analisis mendalam, serta menyertakan detail fundamental. |
|
Fokus dan Sudut Pandang |
Fokus pada momentum pasar dan emotional appeal, dengan menceritakan visi masa depan perusahaan dan dampaknya. |
Fokus pada fundamental valuasi dan potensi capital gain, dengan analisis kinerja keuangan, strategi dan posisi pasar, hingga aspek keberlanjutan (ESG dan GCG) |
|
Format |
Format ringan dan menarik, seperti infografik, video, campaign media sosial, atau investor gathering. |
Format profesional, seperti investor presentation, prospectus, atau one-on-one meeting (non-promotional) |
Tantangan dalam Menyusun Equity Story
Dalam proses menuju IPO, penyusunan equity story sering menjadi tantangan besar bagi perusahaan. Meskipun memiliki potensi bisnis kuat, banyak perusahaan kesulitan menarasikan strategi bisnis yang jelas dan menarik. Sering kali, penjelasan yang diberikan terlalu operasional, dan kurang menjelaskan bagaimana strategi tersebut dapat menghasilkan pertumbuhan dan keuntungan jangka panjang. Akibatnya, pesan utama menjadi tidak fokus dan gagal menunjukkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.
Tantangan lainya adalah kurangnya menunjukan data yang kuat. Pertumbuhan bisnis yang kuat dan pangsa pasar yang bagus harus didukung oleh data yang, sering kali perusahaan tidak menekankan hal ini. Padahal, investor membutuhkan bukti berupa data historis, proyeksi realistis, dan penjelasan terbuka mengenai risiko. Tanpa hal ini, equity story dianggap hanya promosi.
Perusahaan juga perlu menjaga keseimbangan antara overoptimism dan realistis agar narasinya tetap menarik namun tetap kredibel dan tidak overpromise. Jika narasi perusahaan overpromise dan tidak dapat memenuhi janji saat IPO, kredibilitas dan reputasi perusahaan bisa langsung menurun. Selain itu, banyak perusahaan juga belum mampu menonjolkan keunggulan (differentiator/unique selling point), padahal ini yang paling dicari investor. Terakhir, kemampuan story telling masih menjadi tantangan bagi perusahaan. Presentasi angka dan strategi sering kehilangan daya tarik, equity story yang baik bukan sekadar cerita yang bagus, tetapi cerita yang berbasis data, relevan, serta memberikan kepercayaan terhadap perusahaan. Di sini perusahaan membutuhkan underwriter IPO yang andal dan berpengalaman.
Menyusun Equity Story yang Berkelanjutan
Equity story yang baik tidak berhenti pada saat IPO, narasi yang disampaikan harus berkelanjutan dan mencerminkan perjalanan serta perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu. Setelah, IPO perusahaan perlu terus menyampaikan pencapaian kinerja, perkembangan bisnis, dan pemenuhan janji dan prospek yang telah disampaikan saat IPO. Narasi yang konsisten ini tidak hanya menjaga kepercayaan investor yang telah berinvestasi sejak awal IPO, tetapi juga menarik minat investor baru agar saham tetap likuid dan valuasi perusahaan terjaga.
Setiap perubahan strategi bisnis, tren industri, maupun aksi korporasi perlu dinarasikan kepada investor, agar keyakinan terhadap prospek perusahaan tetap kuat. Narasi yang dibangun sejak IPO harus menjadi bagian dari strategi komunikasi jangka panjang guna menjaga equity story tetap relevan. Dengan konsistensi, tata kelola yang baik, dan hubungan investor yang aktif melalui fungsi Investor Relations (IR), perusahaan dapat mempertahankan kepercayaan pasar sebagai nilai fundamental jangka panjang di pasar modal.
Untuk membangun equity story yang kuat dan berkelanjutan, dibutuhkan mitra yang mampu melayani dan mengerti kebutuhan perusahaan. Mandiri Sekuritas telah menjadi mitra strategis, underwriter IPO dengan pengalaman lebih dari 25 tahun untuk berbagai perusahaan dalam menyusun equity story yang kuat, autentik, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar menyusun narasi bisnis, melalui pendekatan komprehensif Tim Capiral Market Mandiri Sekuritas membantu perusahaan membangun emotional appeal yang relevan dengan karakter dan tujuan pasar, sekaligus memastikan pesan tersampaikan kepada investor yang tepat.
Wujudkan equity story yang kuat dan berkelanjutan bersama Mandiri Sekuritas. Hubungi kami untuk pertanyaan lebih lanjut tentang equity story atau persiapan IPO; corporate.communication@mandirisekuritas.co.id
