“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbuah,” kata penyair terkenal Amerika keturunan Lebanon, Kahlil Gibran, dalam bukunya The Prophet (1923).
Di bulan Februari ini, cinta terasa ada di mana-mana karena bertepatan dengan Hari Kasih Sayang atau Valentine, 14 Februari. Meski bukan budaya Indonesia, Hari Valentine tetap memiliki daya tarik, terutama bagi anak muda.
Dari sisi ekonomi, nilai belanja untuk ber-valentine juga besar. Riset "Pola Perilaku Belanja untuk Valentine" di Indonesia pada 2018 oleh ShopBack yang dikutip Marketeers menunjukkan bahwa 54,9% responden membelikan hadiah buat pasangan saat Valentine. Rata-rata mereka menghabiskan hingga Rp456.000 untuk membelikan kado si dia. Uwuw!
Di AS, belanja milenial juga meningkat, kendati tidak hanya di Februari. Mengutip Businesslogics, para milenial total menghabiskan sekitar 200 juta dolar Amerika (setara 2,7 triliun rupiah) pada 2018. Dana itu habis untuk liburan, nonton konser, nongkrong, dan fesyen. Artinya, demi pengalaman, pose cantik, dan stories di Instagram—apalagi jika dilakukan bersama belahan jiwa—anak muda lebih royal.
Lantas, mau sampai kapan begitu terus? Boleh saja sih, asal dalam batas kemampuan dan jangan kebablasan. Kebablasan bisa ditengarai kalau ternyata selama pacaran biaya yang keluar jauh lebih banyak. Hmm, jangan-jangan ini bad investment karena isinya cuma pengeluaran. Memang cinta itu kebutuhan dasar dan tak bisa dihitung dengan kalkulator ekonomi, apalagi untung-rugi. Namun, kalau duit cuma habis buat senang-senang dan kelak hidup serba dikejar utang, nggak mau, kan.
Lalu, bagaimana tetap romantis tapi juga rasional? Boleh saja jadi budak cinta alias bucin, tapi baiknya perhatikan beberapa hal berikut. Pertama, tingkat konsumsi pasangan. Pacaran sudah lama, tapi perilaku lebih sering masuk kategori pemborosan? Ada, sih. Sebab itu, kenali lagi hubungan. Apakah arahnya lebih ke konsumtif atau sudah bisa mengatur pengeluaran ke hal-hal produktif?. Kedua, karier. Sebagai pasangan tentu harus saling mendukung. Berikan motivasi agar si dia punya motivasi belajar dan bekerja sehingga bisa mandiri secara finansial bersama Anda. Ketiga, investasi. Mumpung masih muda, ada baiknya mulai berinvestasi. Pilihlah investasi yang sesuai dengan horizon dan kemampuan finansial, karena semua investasi tentu punya kelebihan dan keuntungan serta tingkat risiko yang berbeda-beda.
Buat Anda yang konservatif, pilihan investasi bisa masuk ke aset rendah risiko (safe haven) yakni emas atau reksa dana pasar uang—produk reksa dana yang isinya 100% di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito, dan surat utang/obligasi yang jatuh tempo di bawah satu tahun. Bagi investor moderat, bisa memilih Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang diterbitkan pemerintah. Bisa juga dibeli melalui reksa dana pendapatan tetap—reksa dana yang berisi 80% efek dalam bentuk saham, baik obligasi pemerintah atau obligasi korporasi. Untuk SBN ritel pilihannya bisa Obligasi Negara Ritel (ORI), Obligasi Tabungan Retail (Saving Bond Retail/SBR), Sukuk Ritel (Sukri/SR), dan Sukuk Tabungan (ST). Bisa juga reksa dana campuran, yang isinya kombinasi efek pasar uang, obligasi, dan saham. Nah, buat Anda yang agresif dan berani mengambil risiko tinggi, Anda bisa lebih banyak berinvestasi ke saham dan reksa dana saham. Reksa dana saham memiliki 80% saham di dalam portofolionya.
Pertanyaannya, investasi saham mahal nggak, sih? Saat ini, dengan uang Rp100.000, Anda sudah bisa menjadi investor pasar modal dengan membeli saham atau melalui reksa dana saham. Untuk membeli saham, pembelian minimal adalah 1 lot alias 100 unit saham. Misalnya, jika Anda ingin membeli saham PT Bank A Tbk., dengan harga per saham Rp1.000/saham, maka kalikan 100. Artinya, Anda sudah menyandang status sebagai pemegang saham Bank A hanya dengan Rp100.000, meskipun hanya 1 lot atau dengan porsi 0,000001%. Keutungan dari saham adalah capital gain (naiknya harga saham) dan pembagian dari dividen yang merupakan bagian dari laba bersih perusahaan. Tapi ingat, saham adalah investasi yang high risk and high return (risiko tinggi, imbal hasil tinggi). Sebelum membuat keputusan berinvestasi, bekali dengan pengetahuan, termasuk analisis dasar saham sebagai peta investasi awal dan analisis teknis sebagai pintu masuknya. Intinya, informasi tentang perusahaan yang ingin Anda beli sahamnya harus Anda serap secara maksimal.
Mandiri Sekuritas sebagai one stop financial service juga menyediakan layanan transaksi saham dan reksa dana, yang bisa diakses melalui website www.most.co.id. Buat Anda yang mau belajar investasi secara online, Mandiri Sekuritas juga memiliki fasilitas belajar daring di learning.most.co.id.
Salah satu obligasi ritel yang sedang dipasarkan pemerintah dan para mitra distribusi, termasuk Mandiri Sekuritas, adalah SBR-009, yang dapat dibeli hingga 13 Februari 2020. Pemerintah juga akan menawarkan SR-012 pada 24 Februari.
Segera kunjungi website https://sbn.most.co.id. lengkapi kolom dan masukkan PIN transaksi, maka SBR-009 sudah siap dipesan dengan pembelian minimal Rp 1 juta.
Di bulan Februari ini, saatnya memadukan kasih sayang dan strategi cuan. Anda tetap bisa seromantis Kahlil Gibran dengan menghadiahi pasangan sekotak cokelat dan selembar voucher pembelian saham, misalnya. Atau bisa juga dengan membeli reksa dana bersama. Pastikan cinta Anda bukan picisan, apalagi murahan, dan senantiasa berbuah dengan berinvestasi bersama pasangan demi masa depan lebih mapan.
Happy Valentine dan Happy Cuan!